Setelah negara Indonesia merdeka, bukan berarti segala hak negara sudah bisa dipenuhi dan tidak ada lagi peperangan dan juga perlawanan perlawanan, dan bukan berarti juga sejak saat itu negara Indonesia menjadi negara yang aman, damai, tenteram, dan langsung hidup makmur dan sejahtera. Indonesia harus melalui masa masa terjadinya pemberontakan pemberontakan yang dilakukan karena berbagai alasan yang salah satunya adalah ketidahpuasan, kekecewaan, dan lain lain. Berikut ini adalah salah satu pemberontakan yang dikenal dengan nama Pemberontakan DI/TII yang terjadi di berbagai daerah:
Pemberontakan DI/TII Jawa Barat (1948-1962)
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kartosuwiryo. Pemberontakan ini disebabkan oleh kekecewaan terhadap Perjanjian Renville sehingga laskar Hizbullah dan Sabilillah menolak hijrah ke Jawa Tengah.
Tujuan dari pemberontakan ini adalah untuk memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia. Operasi penumpasa yang dilakukan adalah operasi pagar betis dan operasi Bharata Yudha.
Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Amir Fattah (Majelis Islam) dan Kyai Sumolangu (Angkatan Umat Islam). Penyebab dari pemberontakan ini adalah pengurangan divisi tentara (demobilisasi tentara). Sedangkan, tujuan dari pemberontakan ini adalah untuk mendirikan Negara Islam Jawa Tengah. Operasi penumpasan yang dilakukan adalah operasi Banteng Raiders.
Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan (1950-1965)
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kahar Muzakar. Sedangkan penyebab pemberontakan ini adalah demobilisasi tentara atau pengurangan jumlah tentara.
Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan (1950-1963)
Pemberontakan ini dipimpin oleh Ibnu Hajar dan penyebabnya adalah juga karena demobilisasi tentara. Beliau, Ibnu Hajar, membentuk Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas.
Pemberontakan DI/TII Aceh (1953-1959)
Pemberontakan ini dipimpin oleh Daud Bereuh dan penyebabnya adalah ketidakpuasan status Aceh yang menjadi bagian provinsi Sumatera Utara. Penyelesaian dari pemberontakan ini adalah musyawarah rakyat Aceh sehingga Aceh diberikan otonomi yang luas kepada rakyat Aceh dalam bidang agama dan hukum adat.
Selain pemberontakan pemberontakan DI/TII, masih ada lagi pemberontakan pemberontakan yang lain yang dialami oleh bangsa Indonesia. Namun, dilihat dari pemberontakan pemberontakan DI/TII rata rata penyebabnya adalah ketidakpuasan, kekecewaan, dan juga demobilisasi tentara atau pengurangan jumlah tentara.