Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bangsa Indonesia berabad abad yang lalu telah melewati dan mengalami serangkaian kejadian kejadian yang bertahap dan menorehkan riwayat dan juga sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh bangsa ini sebagai saksi atas negara kita yang tercinta ini. mengetahui sejarah atau riwayat bangsa Indonesia sejak jaman dahulu baik dan sebenarnya penting bagi kita. Mungkin sekarang bangsa Indonesia pernah mengalami berbagai distraksi distraksi moral, yang akhir akhir ini semakin mengerikan dan membuat kita meringis. Ya, bannyak sekali kejahatan dan penyimpangan yang terjadi di negara kita ini.
Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor antara lain adalah kurangnya paham tentang maksud utama dari kehidupan dan tujuan manusia diturunkan ke dunia ini. selain itu, berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh segelintir orang hatinya memiliki penyakit ini secara tidak langsung juga telah mencoreng nama bangsa. Padahal, jika kita sekilas melihat kebelakang atas peristiwa peristiwa yang telah dialami dan dilewati oleh bangsa Indonesia dengan penuh perjuangan dan mengorbankan banyak nyawa, tidak sepantasnya kita mencoreng nama bangsa dengan kejahatan sekecil apapun. peristiwa di masa lalu yang dialami oleh Indonesia menjadi hal yang menarik untuk kita telusuri. Salah satunya adalah tentang kerajaan kerajaan yang pernah berdiri di atas bumi pertiwi ini. kerajaan bercorak Islam misalnya, adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.
Kerajaan Ternate dan Tidore awalnya adalah dibentuk persekutuan kerajaan yang bernama Uli Siwa atau Persekutuan 9 yang dipimpin oleh Tidore dan Uli Lima (Persekutuan 5) di Ternate. Pada sekitar tahun 1465-1486, Ternate menjadi Islam pada masa Raja Zainal Abidin. Namun, di tahun 1512, bangsa Portugis tiba di Maluku dan mendirikan benteng St. John di tahun 1522. Kejahatan bangsa Portugis semakin menjadi saat Portugis dan Sultan Khairun (Sultan Ternate) mengadakan perjanjian dan Sultan Khairun dibunuh dengan cara yang kejam oleh Portugis yang menangkapnya pada perundingan palsu. Pada tahun 1577, Sultan Baabulah berhasil mengusir bangsa Portugis. Sayangnya, di tahun 1605 Ambon ditaklukan oleh VOC dan pengaruh Portugis semakin menyempit dengan hanya menguasai Timor Timur.
VOC mengadakan Pelayaran Hongi dengan menggunakan Perahu Kora Kora dan kebijakan ekstirpasi di Maluku sebagai usaha monopoli. Tentu sjaa hal tersebut ditentang oleh rakyat Ternate dan Tidore. Perlawanan rakyat Ternate dan Tidore akhirnya dipadamkan oleh VOC dan rakyat harus menerima peraturan VOC. Peraturan VOC tersebut ialah: Maluku dikuasai oleh VOC, Sultan Ternate dan Tidore menjadi pegawai kompeni, dan rakyat Ternate dan Tidore tidak boleh menanam cengkeh dan pala.